Sebelumnya hari rabu tanggal 18 Maret 2015 anak saya bilang minta diantar beli mainan, Dan saat itu saya bilang, Oke tapi setelah pulang kerja. Wow.., Waktu itu anaku ( Pash Ibam Putra/ Ibam )sangat senang. Hal ini bisa terlihat dari wajahnya yang berseri dan bahkan saat tersebut sambil joget-joget.
Hari rabu malam, Kurang lebih jam 22:00 WIB anakku terbangun. Saudara tahu dia tanya apa?, Pertanyaannya singkat, " Udah pagi tho pak?, Sudah mau berangkat kerja?, Trus pulang kerja beli mainan?". Bayangkan saja, Karena inginnya beli mainan, Saat terbangun malam haripun pikirannya tetap pada mainan. Waktu itu saya bilang, " Masih malam dik, Ayo tidur dulu".
Akhirnya anak saya tidur lagi. Pagi hari tanggal 19 Maret 2015 ( Hari Kamis ), Anak saya bangun trus mandi, Begitu juga saya. Diasaat saya mau berangkat kerja, Anak saya Bilang "Nanti pulang kerja jadi bila mainan ya pak?. Sambil pamitan aku bilang, " Kalau gak hujan kita beli dik". Trus saya berangkat kerja.
Jam kerja hampir usai, Saya dan teman kantor bersiap-siap pulang. Namun apa yang terjadi, Waktu itu turun hujan. Walaupun demikian kami tetap pulang dengan mengenakan jas hujan masing-masing. Sampai dirumah saya melihat anak laki-laki saya sudah rapi dan menunggu saya untuk beli mainan.
Waktu itu aku dan istri juga binggung, Bagaimana tidak, Jika saya menuruti janji untuk berangkat beli mainan, Diluar masih hujan deras, Dan tentu ini tidak baik untuk kesehatan anak-anak saya. Tapi kalau tidak jadi, Saya sudah memupuskan harapan anak saya untuk mendapatkan mainan impiannya.
Akhirnya saat itu saya berunding dengan istri, Dan kami sepakat untuk menunggu sampai hujan reda ( Dengan catatan belum lebih jam 19:00 WIB ) untuk berangkat beli mainan. Tapi apa yang terjadi, Hujan tidak kunjung reda. Dan akhirnya kami sepakat menunda berngkat beli mainan hari Jum'at pulang kerja.
Setelah keputusan ini, Terlihat wajah dari anak saya yang terlihat sedih, Dan sesekali merengek untuk tetap berangkat beli mainan. Beruntung istri saya orangnya pandai mengalihkan perhatian anak saya kepada hal lain yang bisa membuatnya tersenyum. Walaupun begitu, saya masih melihat wajah kecewa dari anak saya.
Tubuh lincah dan wajah ceria dari anak saya yang terlihat petang kemaren berubah menjadi wajah kecewa dan hanya duduk sambil mendengar ucapan istri saya.
Tulisan ini saya buat setelah anak saya tertidur. Dalam hati saya merasa bersalah dan sedih karena belum bisa memenuhi keinginan anak saya. Rasa bersalah saya timbul karena janji yang sudah saya sampaikan kepada anak saya. Dan sedih saya karena melihat wajah anak saya saat tertidur.
Walaupun saya merasa sedih dan bersalah, Saya masih bangga dalam hati, Kenapa demikian?, Karena saya sudah berhasil menghindarkan anak saya dari hujan dan dinginnya udara dijalan. Dalam hati saya sangat berterima kasih pada istri saya.
Demikian cerita saya dan anak saya yang batal membeli mainan karena turun hujan. Semoga tulisan dari Anak and Me ini bisa memeri manfaat pada kita semua. Saudara juga bisa kunjungi tulisan dan foto menarik dibawah ini;